Mempererat Tali Silaturahmi UNDIRA: Makna dan Manfaat Halal Bihalal

rapat-koordinasi-kehumasan-di-lingkungan
02-Mei-2024, 16:20
Oleh : Jona

Secara umum, "Halalbihalal" adalah sebuah tradisi atau kegiatan sosial yang umum dilakukan di Indonesia dan beberapa negara lainnya setelah memasuki bulan Syawal, yang merupakan bulan setelah bulan Ramadhan dalam kalender Islam. Istilah ini berasal dari bahasa Jawa yang berarti "mohon maaf lahir dan batin" atau secara harfiah dapat diartikan sebagai "menghalalkan hati agar jiwa dapat kembali harmonis”.

Dalam praktiknya, Halalbihalal adalah momen di mana orang saling berkunjung, bertemu, dan mengucapkan selamat Idul Fitri atau Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini juga menjadi kesempatan bagi individu untuk saling memaafkan dan membersihkan hati dari segala kesalahan atau ketidaknyamanan yang mungkin terjadi selama setahun terakhir. Halal Bihalal sering kali dijadikan momen untuk mempererat hubungan sosial antar sesama.

Dalam konteks yang lebih luas, Halalbihalal mencerminkan nilai-nilai seperti kedamaian, toleransi, kebersamaan, dan sikap saling menghargai. Tradisi ini mengajarkan pentingnya memaafkan, mengedepankan hubungan harmonis, serta membangun komunitas yang solid dan mendukung satu sama lain.

Meskipun awalnya berasal dari tradisi Islam, konsep Halalbihalal telah menjadi bagian dari budaya dan tradisi sosial di masyarakat Indonesia yang beragam. Meskipun begitu, nilai-nilai yang terkandung dalam Halalbihalal seperti kedamaian, toleransi, dan saling menghargai dapat diterapkan dalam konteks lintas budaya untuk memperkuat hubungan sosial dan mempromosikan perdamaian serta harmoni dalam masyarakat secara luas.

Jajaran Pimpinan UNDIRA berjabat tangan 1

Tradisi Halalbihalal ini-pun tidak luput dari salah satu kegiatan yang dilaksanakan Universitas Dian Nusantara. Pada hari Selasa 23 April 2024, UNDIRA mengadakan kegiatan Halalbihalal Idulfitri 1445 dan silaturahmi yang diikutioleh seluruh jajaran operasional dan civitas akademik. Acara tersebut di kampus Tanjung Barat UNDIRA.

Pada acara tersebut telah disampaikan pula berbagai pidato yang dibawakan beberapa figur utama seperti rektor UNDIRA, Prof. Dr. H. Suharyadi, M.S., Ketua Yayasan UNDIRA, Bapak Sagoro Dharmawan, dan Wakil Rektor III bidang kemahasiswaan dan kerjasama, Dr. Ir. Muhammad Hasanuddin Thoyieb, M.M. Acara tersebut dihadiri oleh seluruh pejabat struktural, dosen dan tenaga kependidikan di lingkungan Universitas Dian Nusantara 

Rektor Universitas Dian Nusantara, Prof, H.Suharyadi memberikan salam pembuka dan pidato yang bertemakan bagaimana menjalani ibadah puasa dengan sepenuh hati dibalik konsep kebaikan dan kebersamaan. Dengan tema pidato tersebut,  beliau  menjelaskan bahwa kemenangan yang dirasakan semua orang pada saat Idulfitri adalah momen yang tepat untuk saling memaafkan satu sama lain. Kita semua patut bersyukur karena masih diberikan kesempatan untuk bisa menjalani puasa terbaik sebagai umat Muslim.

Beliau juga mengatakan bahwa ibadah di saat Ramadhan lebih baik dilakukan dengan berjamaah di Masjid, hal ini dikarenakan berkah yang diberikan oleh Allah SWT akan berlipat ganda seribu kali dan akan mencapai seratus-ribu kali jika dapat dilaksanakan di Masjidil Haram, Mekah.

Selain itu, beliau juga menyampaikan bahwa saat puasa adalah momen untuk jujur kepada diri sendiri sebagai bentuk ibadah yakni Mabrur. Hati kecil manusia ialah sesuatu yang hanya diketahui oleh Allah SWT dan diri kita masing-masing. Semua hal yang dilakukan alangkah indahnya dimulai dengan keikhlasan dan sebuah langkah dalam memperbaiki diri kita dalam bulan penuh berkah tersebut. Alangkah baiknya kita menghindari kegiatan yang dinilai negatif seperti; ghibah dan menggunjing secara negatif suatu hal yang dilakukan orang lain. Hal tersebut dapat mempengaruhi hati kita dan menggoyahkan amal ibadah puasa.

Selanjutnya ketua yayasan Dian Asra Bapak Sagoro Dharmawan  menyampaikan dalam sambutannya bahwa  untuk dapat menjalani kegiatan kampus dengan penuh semangat, beliau juga berpesan bahwa saat ini  zaman mengalami perubahan secara konstan, dimana AI (Artificial Intelligence) semakin digunakan dimanapun. Maka dari itu beliau berharap di kemudian hari dapat  meningkatkan program belajar dan pengajaran di UNDIRA, agar dapat menggunakan implementasi dari AI pada kurikulum pembelajarannya. Kedepannya diharapkan para mahasiswa dapat beradaptasi dengan mekanisme kurikulum baru, begitupun dengan  tenaga pengajarnya.

Pada kesempatan tersebut beliau juga menyampaikan kepada seluruh jajaran untuk dapat bekerjasama dan saling memaafkan. Semua haruslebih kompak demi keberlangsungan kegiatan kampus dan solidaritas seluruh jajaran kampus UNDIRA. Pada akhir pidatonya beliau memberikan pantun sebagai berikut :

“Baju basah kita cuci

Udah bersih kita jemur

Selamat idul fitri

Yang mau memaafkan saya banyak rejeki di bulan suci”

Selanjutnya adalah acara Tilawah surah Al Baqarah ayat 1-4 yang dibawakan dan dibacakan artinya oleh dua Qori. Acara tersebut berlangsung dengan khusyuk dan tentram.

Acara selanjutnya yakni Tausiyah yang dibawakan oleh wakil rektor bidang III Dr. Ir. Hasanuddin Thoyieb, M.M. Pada sesi Tausiyah tersebut beliau menyampaikan beberapa poin bahwa melaksanakan suatu kebaikan alangkah baiknya tidak hanya di saat Ramadhan. Penyampaian Tausiyah mengenai kesadaran diri dan meningkatkan kehidupan yang tentunya menjadi salah satu bentuk seseorang mensyukuri kehidupan yang diberikan Allah SWT. Hidup itu adalah sebuah visi jangka panjang dimana semua apa yang dilakukan seseorang beserta isi hatinya menjadi tanggung jawab kita sampai akhir hayat, maka dari itu kita harus menyepakati apa yang disampaikan isi hati kita.

Jika adanya perbedaan antara satu grup dan lainnya, tentunya tidak akan menjadi penghalang perkembangan seseorang. Sebagaimana beliau  berkata bahwa dalam kehidupan “hanya ada persepsi yang membelenggu kita dan menjadikan pikiran kita dalam kotak”. Perlunya kesadaran bahwa kita dapat melampaui batasan dan prakonsepsi terhadap sesuatu atau seseorang dapat menjadikan kita sebagai insan yang lebih baik.

Dalam kehidupan perlu juga menggunakan konsep PDCA, sebagaimana yang  disampaikan oleh warek Bidang III, konsep ini tertuju kepada ”plan, do, check, action” dimana konsep ini akan membantu kehidupan seseorang agar terorganisir dan sesuatu yang kita lakukan tidak membebani hati kita.

Di akhir kata perlu juga diingat bahwa setiap aksi dan tujuan yang akan kita tuju ada baiknya bermanfaat bagi diri kita dan orang lain. Janganlah mengejar sesuatu diluar ekspektasi dan hiduplah sesuai keseimbangan yang Allah telah berikan kepada jiwa kita.

Jajaran Pimpinan UNDIRA berjabat tangan 2

Setelah semua rangkaian acara selesai, seluruh jajaran struktur UNDIRA melakukan jabat tangan sebagai bentuk Halal Bihalal. Semua saling memaafkan satu sama lain atas kesalahan yang telah dilakukan baik sengaja atau tidak sengaja agar dapat mempererat tali silaturahmi antar sesama.

Mari rayakan tradisi Halalbihalal dengan penuh kehangatan dan kebersamaan, mempererat tali silaturahmi dan memperkokoh nilai-nilai persaudaraan dalam masyarakat kita. Pada akhir kata seluruh jajaran staf dan civitas akademik mengucapkan mohon maaf lahir dan batin, semoga segala amal ibadah diterima oleh Sang Pencipta.

(Kornelia Johana / HUMAS UNDIRA)

Press Contact :

Biro Humas & Sekretariat Universitas Dian Nusantara

humas@undira.ac.id

Facebook : www.facebook.com/undiraofficial
Instagram : www.instagram.com/undiraofficial
Twitter : www.twitter.com/undiraofficial

www.undira.ac.id

Lainnya

Kampus Tanjung Duren

Jln. Tanjung Duren Barat II No. 1

Grogol, Jakarta Barat. 11470

Kampus Green Ville

JIn. Mangga XIV No. 3

Kampus Cibubur

Jln. Rawa Dolar 65

Jatiranggon Kec. Jatisampurna, Bekasi. 17432